Food System Resilience and COVID-19 — Lessons from the Asian experience

Sinopsis oleh: Cavin Dennis Tito Siregar & Tsania Maulina Salsabilla

ARJUNA Research
3 min readApr 28, 2021

Sinopsis dari penelitian Fan, S., Teng, P., Chew, P., Smith, G., & Copeland, L. (2021). Food system resilience and COVID-19–Lessons from the Asian experience. Global Food Security, 28, 100501.

Gambar: Alexandr Podvalny

Halaman 1: Latar Belakang

  1. Di benua Asia, isu terancamnya ketahanan pangan dan gizi global, khususnya malnutrisi, telah ada sejak sebelum pandemi COVID-19. Selain kelaparan, tingkat penyakit terkait obesitas telah melonjak di banyak negara di Asia. Berbagai bentuk malnutrisi memberikan tantangan kesehatan dan ekonomi yang serius serta hilangnya produktivitas yang berkontribusi pada penurunan PDB global sebesar 5–10 persen.
  2. Dampak COVID-19 pada sektor pangan dan pertanian diduga berpengaruh pada kerentanan rantai pasok pertanian pangan. Dampak ekonomi dan sosial akan terjadi dalam jangka panjang dengan efek pada industri pangan dan pertanian.

Halaman 2: Tujuan

Artikel ini bertujuan untuk membahas ketahanan sistem pangan di Asia dengan fokus pada negara-negara di ASEAN sebagai contoh perekonomian yang beragam. Penekanan utama makalah ini ada pada prospek ketahanan sistem pangan pasca COVID-19.

Kontribusi Penelitian

Penelitian ini memberikan perspektif lain mengenai sistem pangan dan solusi yang memungkinkan untuk mempertahankan ketahanan dalam sistem pangan Asia.

→ Hal ini akan memperkuat perlindungan sosial dan jaring pengaman yang akan terlihat pada keberlanjutan investasi dalam penelitian dan infrastruktur, kebijakan pasar dan perlindungan satwa liar yang lebih baik.

Halaman 3: Literature Review

  1. ASEAN dan Ketahanan Pangan

Negara ASEAN secara ekonomi dapat dibagi menjadi tiga kelompok menurut PDB per kapita ($ AS):

  • Kelompok 1 dengan PDB per kapita 53.000 hingga 10.000
  • Kelompok 2 dengan PDB per kapita 6000 hingga 3000
  • Kelompok 3 dengan PDB per kapita 2.500 hingga 1.000

→ Pengelompokan ini mencerminkan kemampuan untuk mempertahankan rantai pasokan pangan yang berasal dari luar untuk impor pangan.

2. Food System Resilience

Ketahanan sistem pangan dipertimbangkan dalam hal kapasitasnya untuk memberantas kelemahan dan menghadapi ketidakpastian di masa depan, termasuk guncangan yang mengganggu, mengambil perspektif holistik atas kompleksitas sistem tersebut (Tendall et al., 2015).

3. Sustainable Food System Framework

Artikel ini menggunakan kerangka kerja sistem pangan untuk mempertimbangkan ketahanan pangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, bersumber dari HPLE (2020).

→ Availability, access, utilization, stability, agency, sustainability

Halaman 4: Proposed Solutions

Dampak dan Respons Negara terhadap COVID-19

Tabel 1. Respon kebijakan yang mempengaruhi industri makanan

Artikel ini juga memaparkan laporan dari Oxford Economics for Food Industry Asia yang menyoroti tanggapan kebijakan awal dari sepuluh yang negara terpilih di Asia: Cina, India, Jepang, Republik Korea, Singapura, Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Kebijakan ekonomi makro diterapkan di semua negara, bersama dengan tindakan yang lebih spesifik tetapi tersebar luas yang ditargetkan ke sektor makanan.

Halaman 5: Prospek Pasca COVID-19 untuk Pangan dan Pertanian

Tabel 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi industri makanan dan pertanian pasca-COVID-19

Makalah ini juga menekankan pada situasi pasca COVID-19, modernisasi sistem makanan dan pertanian akan dipercepat di Asia, mendorong efisiensi yang lebih baik dan beralih dari model yang sangat bergantung pada tenaga kerja. Perbaikan teknologi akan mengarah pada pemikiran ulang rantai pasokan lokal.

--

--

ARJUNA Research
ARJUNA Research

Written by ARJUNA Research

Akun resmi Association of Researchers on Justice for the Marginal Group (ARJUNA).